Seperti dua malam sebelumnya, malam ini saya juga memakai sepasang koyo di telapak kaki yang katanya dapat mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Tapi, malam ini sebelum memakai koyo ini, sempat terpikir "jangan-jangan ini mirip dengan salah satu terapi detoksifikasi kaki yang ternyata tipuan, hanya mainan seorang ahli kimia?". Yah, beberapa waktu yang lalu sempat tersiar kabar pengobatan yang menggunakan air elektrolit yang kemudian digunakan untuk mencelupkan telapak kaki. Beberapa saat setelah kaki dicelupkan, air yang awalnya jernih menjadi keruh. Klaim yang menyatakan itu adalah detoksifikasi, ternyata salah, tak ada detoksifikasi sama sekali, itu hanyalah reaksi yang terjadi secara independen pada larutan yang digunakan. Memang perasaan was-was saat menggunakan obat baik itu sintesis maupun natural sangatlah wajar, jika kita melihat meningkatnya jumlah konspirasi yang dilakukan di bidang kesehatan yang disebabkan oleh bidang kesehatan sudah berbasis bisnis. Ada beberapa teori konspirasi di bidang kesehatan yang selama ini masih dicari kebenarannya.
Yang pertama adalah vitamin C dosis tinggi. Adalah Linus Pauling, Ph.D, ilmuwan yang pertama kali melakukan penelitian tentang vitamin C dosis tinggi, yang menyimpulkan bahwa vitamin C dosis tinggi dapat mencegah 45% flu dan selesma dan mencegah, mengobati 75% dari semua jenis kanker dan memperpanjang hidup penderita hingga 4-5 kali. Benarkah? Ternyata saat di kaji ulang sebanyak tiga kali, disimpulkan bahwa vitamin C dosis tinggi tidak memberikan efek yang konsisten, bahkan memiliki efek samping, yaitu diare dan bahkan gagal ginjal. Kenapa masih banyak yang merasa "enak" saat menderita flu / gejalanya dan meminum vitamin C dosis tinggi? vitamin C dosis tinggi memiliki efek antihistamin yang memberikan efek perbaikan "palsu". Selain itu, tahukah anda kalau ternyata yang membiayai penelitian Linus Pauling tersebut? Sebuah perusahaan farmasi besar yang memproduksi sebagian besar stok vitamin C dosis tinggi pada tahun 1973.
Selanjutnya, chantix, obat anti rokok. Obat yang diproduksi pada tahun 2006 ini, meningkatkan pangsa pasar produk anti rokok di Amerika hingga mencapai 1,3 milliar dollar. Pada April 2008, 4 orang dokter menerbitkan makalah tentang penggunaan produk anti rokok, dimana 2 diantara 4 dokter tersebut mengakui bahwa mereka telah menerima bayaran dari pembuat produk anti rokok tersebut pada 2 paragraf terakhir makalah mereka.
Salah satu konspirasi besar yang sering dibicarakan adalah Codex Alimentarius (book of food), tapi nantilah kita bahas khusus tentang ini. So, tetaplah waspada dengan obat yang anda gunakan. Stay healthy
Yang pertama adalah vitamin C dosis tinggi. Adalah Linus Pauling, Ph.D, ilmuwan yang pertama kali melakukan penelitian tentang vitamin C dosis tinggi, yang menyimpulkan bahwa vitamin C dosis tinggi dapat mencegah 45% flu dan selesma dan mencegah, mengobati 75% dari semua jenis kanker dan memperpanjang hidup penderita hingga 4-5 kali. Benarkah? Ternyata saat di kaji ulang sebanyak tiga kali, disimpulkan bahwa vitamin C dosis tinggi tidak memberikan efek yang konsisten, bahkan memiliki efek samping, yaitu diare dan bahkan gagal ginjal. Kenapa masih banyak yang merasa "enak" saat menderita flu / gejalanya dan meminum vitamin C dosis tinggi? vitamin C dosis tinggi memiliki efek antihistamin yang memberikan efek perbaikan "palsu". Selain itu, tahukah anda kalau ternyata yang membiayai penelitian Linus Pauling tersebut? Sebuah perusahaan farmasi besar yang memproduksi sebagian besar stok vitamin C dosis tinggi pada tahun 1973.
Selanjutnya, chantix, obat anti rokok. Obat yang diproduksi pada tahun 2006 ini, meningkatkan pangsa pasar produk anti rokok di Amerika hingga mencapai 1,3 milliar dollar. Pada April 2008, 4 orang dokter menerbitkan makalah tentang penggunaan produk anti rokok, dimana 2 diantara 4 dokter tersebut mengakui bahwa mereka telah menerima bayaran dari pembuat produk anti rokok tersebut pada 2 paragraf terakhir makalah mereka.
Salah satu konspirasi besar yang sering dibicarakan adalah Codex Alimentarius (book of food), tapi nantilah kita bahas khusus tentang ini. So, tetaplah waspada dengan obat yang anda gunakan. Stay healthy
0 comments:
Post a Comment